Minggu, 22 Juli 2012

MACULAR DEGENERATION


  • DEFINISI
Degenarasi Makula merupakan suatu keadaan dimana makula mengalami kemunduran sehingga terjadi penurunan tajam penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral. Makula adalah pusat dari retina dan merupakan bagian dari retina yang memungkinkan mata melihat detil-detil halus pada pusat lapang pandang.

  • PENYEBAB
Degenerasi terjadi sebagai akibat dari kerusakkan pada epitel pigmen retina. Epitel pigmen retina adalah lapisan pemisah antara retina dan koroid (lapisan pembuluh darah di belakang retina). Fungsi dari epitel pigmen retina adalah sebagai penyaring yang menentukan zat gizi dari koroid yang sampai ke retina. Bagian dari darah yang berbahaya bagi retina dibuang/dijauhkan dari retina oleh epitel pigmen retina. Kerusakkan pada epitel pigmen retina mempengaruhi metabolisme retina, terjadi penipisan retina sehingga memungkinkan masuknya bahan yang berbahaya dari darah ke dalam retina dan menyebabkan kerusakkan serta pembentukkan jaringan parut. Degenerasi makula terjadi pada usia lanjut, cenderung diturunkan, lebih banyak ditemukan pada orang kilit putih dan tampaknya lebih sering ditemukan pada perokok.
  • GEJALA DAN TANDA
Secara tiba-tiba ataupun secara perlahan akan terjadi kehilangan fungsi penglihatan tanpa rasa nyeri. Kadang gejala awalnya berupa gangguan penglihatan pada salah satu mata, dimana garis yang sesungguhnya lurus terlihat bergelombang. Degenerasi makula menyebabkann kerusakan penglihatan yang berat (misalnya kehilangan kemampuan utuk membaca atau mengemudi), tetapi jarang menyebabkan kebutaan total. Penglihatan pada tepi luar dari lapang pandang dan kemampuan untuk melihat warna biasanya tidak terpengaruhi, yang terkena hanya penglihatan pada pusat lapang pandang.

  • DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai retina, yaitu :
  > Ketajaman Penglihatan
  > Tes Refraksi
  > Respon Reflex Pupil
  > Pemeriksaan Slit Lamp
  > Fotografi Retina





  • TREATMENT
Jika di dalam atau di sekeliling makula ditemukan pertumbuhan pembuluh darah baru, dilakukan fotokoagulasi laser untuk menghancurkannya. Tidak ada pengobatan khusus untuk degenerasin makula, pemberian seng atau zat zinc dapat memperhambat perkembangan penyakit. Pada stadium awal, dapat dilakukan pembedahan laser untuk membekukan pembuluh darah koroid yang merembes keretina. Pilihan pengobatan lainnya adalah fotodinamik, dimana pengobatan laser dilakukan setelah penyuntikan zat warna untuk menambah kepekaan pembuluh darah yang merembes terhadap sinar laser.

Tindakan Preventif jika ada anggota keluarga yang menderita degenerasi makula, sebaiknya para perokok segera berhenti merokok.

Sabtu, 21 Juli 2012

HORDEOLUM



  • DEFINISI
Hordeolum ( sty ) atau yang di Indonesia dikenal sebagai " Bintitan ", merupakan infeksi pada kelenjar di  tepi atau di bawah kelopak mata. Biasanya hodeolum ini berisi nanah. Bila bertambah besar, akan menyebabkan sulit untuk melihat jelas, karena tidak dapat membuka mata secara optimal. Lebih dari satu hordeolum dapat terjadi dalam satu waktu, yang disebabkan karena perradangan yang meluas di kelopak mata, sebuah kondisi yang disebut Blefaritis. Hordeolum biasanya akan sembuh sendiri secara spontan dan sementara itu dapat diberi kompres hangat.

  • GEJALA
Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah dan nyeri bila ditekan. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu dimatanya. Biasanya sebagian kecil kelopak akan membengkak, walaupun dapat terjadi pada seluruh kelopak yang menyebabkan kelopak mata sukar diangkat karena bertambah beratnya kelopak. Pada pasien dengan hordeolum, kelenjar preaurikel, yaitu kelenjar yang terdapat di belakang telinga, biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses ( kantung nanah ) dan pecah dengan sendirinya.

  • PENYEBAB
Penyebab dari hordeolum adalah infeksi bakteri, biasanya bakteri staphylococus, yang menyerang kelenjar minyak kelopak mata. Hordeolum tidak terlalu menular. Untuk meminimalkan penularan, perlu melakukan teknik cuci tangan ang benar sebelum menyentuh kulit di sekitar mata.

Sebagian besar hordeolum akan sembuh sendiri, tidak berbahaya bagi mata dan tidak mengganggu penglihatan. Namun, anda dapat pergi ke dokter bila ditemukan salah satu dari masalah di bawah ini :
    * Mengganggu penglihatan anda
    * Terlalu sering terjadi
    * Tidak hilang dengan sendirinya
    * Tidak memberikan respon dengan pengobatan sendiri

  • PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar mata. Dan pengobatannya dilakukan dengan cara :
  1. Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 4 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar.
  2. Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk penyerapan nanah. Diberi antibiotik lokal terutama bial berbakat berulang atau terjadinya pembesaran kelenjar aurikel.
  3. Biasanya tidak diperlukan antibiotik oral bila tidak terjadi peradangan menyeluruh di kelopak mata. Namun bila terjadi, dapat diberikan 250 mg eritromisin atau 125-250 mg diklosasin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin.
  4. Bila terdapat infeksi staphylococus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama. Pada nanah dan kantong nanah yang tidak dapt keluar, dilakukan penyayatan untuk mengeluarkan nanah.

Jumat, 20 Juli 2012

PTOSIS




  • DEFINISI
Ptosis merupakan suatu kondisi kelopak mata yang tidak dapat membuka dengan optimal seperti mata normal ketika memandang lurus kedepan ( Drooping Eye Lid ). Secara fisik, bukaan kelopak mata pada ptosis lebih kecil dibanding mata normal. Normalnya kelopak mata terbuka adalah 10 mm.

Ptosis biasanya mengindikasikan lemahnya fungsi dari otot Levator Palpebra Superior ( otot kelopak mata atas ). Rata-rata lebar fisura palbera / celah kelopak mata pada posisi tengah adalah berkisar 11 mm, panjang fisura palpebra berkisar 28 mm. Rata-rata diameter kornea secara horizontal adalah 12 mm, tetapi vertikal adalah 11 mm. Bila tidak ada deviasi vertikal maka refleks cahaya pada kornea berada 5,5 mm dari batas limbus atas dan bawah.

Batas kelopak mata atas biasanya menutupi 1,5 mm kornea bagia atas, sehingga batas kelopak atas diposisi tengah seharusnya 4 mm diatas refleksi cahaya pada kornea. Jika batas kelopak mata atas menutupi kornea 1 dan 2 mm ke bawah masih dapat dikatakan normal, termasuk ptosis ringan, jika menutupi kornea 3 mm  termasuk ptosis sedang, dan jika menutupi kornea 4 mm termasuk ptosis berat.

  • JENIS / TIPE PTOSIS
Ptosis secara garis besar dibaghi menjadi 2 type, yaitu :
  1. Congenital Ptosis ( dibada sejak lahir )
             Ptosis kongenital ada sejak lahir dan biasanya mengenai satu mata dan hanya 25% mengenai ke 2 mata. Ptosis terjadi karena kesalahan pembentukan ( maldevelopment ) otot kelopak mata atas dan tidak adanya lipatan kelopak mata, namun kerusakkan mendasarnya kemungkinan timbul pada persyarafan dibandingkan otot itu sendiri, karena sering ditemukan lemahnya otot rektus suerior yang dipersarafi oleh Saraf / Nervus III.

             Ptosis yang terjadi pada masa perkembangan bayi dapat menyebabkan amblypobia, yang terjadi pada satu atau kedua mata dimana kelopak mata menutupi visual axis, terutama jika berhubungan dengan ptosis kongenital. Amblypobia dari ptosis berhubungan denganastigmatisme tinggi. Ptosis menimbulkan tekanan pada bola mata dan dengan waktu dapat merubah bentuk kornea yang menimbulkan cylinder tinggi. Anak-anak dengan congenital ptosis dan amblypobia harus dipertimbangkan untuk melakukan operasi ptosis, dan kelainan refraksi yang mereka miliki harus diterapi dengan kontak lens, dan untuk amblypobia harus dilakukan terapi okulasi ( tutup mata ).

     2.    Acquired Ptosis ( didapat )
            
            Acquired ptosis sering terlihat pada pasien yang lanjut usia. Umumnya disebabkan bertambah panjangnya ( streching ) otot levator palpebra ( otot ang berfungsi mengangkat kelopak mata ), taruma / pasca kecelakaan, pertambahan usia, pengguna lensa kontak dan luka karena penyakit ertentu seperti stroke, diabetes, tumoir otak, kanker yang mempengaruhi saraf atau respon otot, homer sindrom dan myastheniagravis.

  • SYMPTOMS / GEJALA

  1. Jatuhnya / menutupnya kelopak mata atas yang tidak normal
  2. Kesulitan membuka mata secara normal
  3. Peningkatan produksi air mata
  4. Adanya gangguan penglihatan
  5. Iritasi pada mata karena kornea terus tertekan pada kelopak mata.
  6. Pada anak akan terlihat guliran kepala kearah belakang untuk mengangkat kelopak mata agar dapat melihat jelas.



Senin, 16 Juli 2012


KATARAK



  • DEFINISI

Katarak merupakan suatu jenis penyakit pada mata dikarenakan lensa mata menjadi keruh sehingga menghalangi cahaya yang masuk. Penglihatan penderida katarak menjadi terganggu dan bahkan bias menjadi buta apabila semakin parah dan tidak ditangani secara baik. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan Progresif.

  • PENYEBAB

Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bias diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh factor lingkungan, seperti merokok aau bahan beracun lainnya, namun katarak dapat juga disebabkan oleh beberapa actor resiko lai, seperti :

Ø  Katarak Traumatic yang disebabkan oleh riwayat trauma / cedera pada mata.
Ø  Katarak Sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit / gangguan metabolism, proses peradangan pada mata, atau penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus).
Ø  Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
Ø  Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti Kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
Ø  Katarak Kongenital yang disebabkan oleh factor genetic / keturunan.

  • KATARAK KONGENITALIS

Katarak Kongenitalis merupakan katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian). Katarak kongenitalis merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau dapat juga disebabkan oleh :

Ø  Infeksi congenital, seperti campak Jerman
Ø  Berhubungan dengan penyakit metabolic, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah :
Ø  Penyakit metabolic yang diturunkan
Ø  Riwayat katarak dalam keluarga
Ø  Infeksi firus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan

Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan. Katarak pada dewasa dikelompokkan menjadi :

Ø  Katarak Immatur : Lensa masih memiliki bagian yang jernih.
Ø  Katarak Matur : Lensa sudah seluruhnya keruh
Ø  Katarak Hipermatur : Ada bagian permukaan lensa yang merembes melalui kapsul lensa dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya.

  • GEJALA

Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar dapat menyebabkan gangguan pengliahatan. Beratnya gangguan penglihatan tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak.
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap. Ganguan penglihatan bisa berupa :

Ø  Kesulitan melihat pada malam hari
Ø  Melihat lingkaran disekeliling cahaya ayau cahaya terasa menyilaukan mata
Ø  Penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari)
Ø  Sering berganti kacamata
Ø  Penglihatan ganda pada salah satu mata.

Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaucoma), yang dapat menimbulkan rasa nyeri.

  • DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan diagnostic yang biasa dilakukan adalah :

Ø  Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp
Ø  USG mata sebagai persiapan umtuk pembedahan katarak.
  • PENGOBATAN

Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedaha dilakukan jika pendeita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kacamata untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kacamatanya, menggunakan kacamata bifokus yang lebih kuat atau perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.

v  Pengangkatan Lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa, yaitu :

Ø  Pembedahan Ekstrakapsuler
Lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya. Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (Fakoemulsifikasi).

Ø  Pembedahan Intrakapsuler
Lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan Intrakapsuler sudah jarang dilakukan.

v  Penggantian Lensa
Penderita yang telah mengalami pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat. Lensa buatan ini merupakan lempengan plastic yang disebut lensa Intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

  • PENCEGAHAN
  • Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari factor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak. Menggunakan kacamata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari dapat mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. Berhentinya merokok dapat mengurangi resiko terjadinya katarak. 


TRICHIASIS

  • DEFINISI


Trichiasis merupakan suatu keadaan di mana bulu mata yang seharusnya tumbuh keluar dan melindungi mata malah tumbuh ke dalam dan berpotensi melukai bola mata.

  • PENYEBAB


v  Kelainan arah tumbuh bola mata
v  Kelemahan Musculus Levator Palbebra sehingga kelopak mata sedikit masuk ke dalam.

  • GEJALA


v  Mata merah dan gatal
v  Mata terasa ganjel
v  Seperti merasa ada benda asing namun ridak ditemukan benda asingnya
v  Tidak membaik dengan pengobatan

  • TERAPI


v  Epilasi yaitu mencabut bulu mata, namun bulu mata akan tumbuh kembali dalam beberapa minggu
v  Elektrolisis yaitu mencabut bulu mata sekaligus merusak akar bulu mata dengan listrik sehingga bulu mata tidak akan tumbuh kembali
v  Operasi yaitu mengangkat kelopak mata yang cenderung masuk ke dalam.


STRABISMUS

  • ·         DEFINISI


Strabismus ( mata juling ) adalah suatu kondisi dimana kedua mata tidak tertuju pada sattu objek yang menjadi pusat perhatian secara bersamaan. Keadaan ini bias menetap (selalu tampak) atau dapat pula hilang timbul yang muncul dalam keadaan tertentu saja seperti saat sakit atau stress. Mata yang tampak juling dapat dilihat lurus dan yang tadinya tampak lurus dapat terlihat juling.

Terdapat empat jenis strabismus, yaitu  Esotropia ialah mata bergulir kearah dalam,  Eksotropia ialah mata bergulir kearah luar,  Hipertropia ialah mata bergulir kearah bawah,  Hipotropia ialah mata bergulir kearah bawah.
 



   ·         GEJALA

Gejala utama strabismus adalah mata yang tidak lurus. Artinya apabila satu mata terfokus pada satu objek, mata yang lain tertuju pada objek yang lain. Selain juga terdapat gerakkanmata yang tidak terkoordinasi. Dapat terjadi pula penglihatan ganda akibat kedua mata tidak focus ke objek yang sama. Kadang-kadang anak dengan strabismus akan memicingkan mata atau sering berkedip di saat matahari terik atau memiringkan leher untuk melihat suatu benda.



  • ·         PENYEBAB


Penyebab strabismus yang pasti belum seluruhnya diketahui. Terdapat enam otot mata yang mengontrol pergerakkan bola mata. Agar kedua mata lurus dan dapat terfokus pada satu objek yang menjadi pusat perhatian, semua otot pada setiap mata harus seimbang dan bekerja secara bersama-sama.
Strabismus terjadi bila terdapat tarikan yang tidak sama pada satu atau beberapa otot yang penggerak mata. Strabismus lazim ditemukan pada anak-anak dengan kelainan pada otak, seperti Down Syndrome, anak yang lahir premature, Hydrocepalus, tumor otak, atau Celebral Palsy. Pada orang dewasa, strabismus biasanya disebabkan oleh katarak, stroke, diabetes mellitus, tumor otak atau trauma yang mengenai penglihatan.

  • ·         PENGOBATAN


Penanganan dini terhadap strabismus penting dilakukan agar tidak terjadi gangguan mata yang lebih berat seperti terjadi amblipobia, dimana tajam pengliahatan tidak mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun telah dikoreksi kelainan refraksinya. Setelah pemeriksaan mata lengkap, dokter specialis mata dapat merekomendasikan terapi yang sesuai. Menutup mata yang normal dengan sebuah penutup (Patching) bias memperbaiki penglihatan pada mata yang melenceng dengan cara memaksa otak untuk menerima suatu gambaran dari mata tanpa menghasilkan penglihatan ganda. Pada beberapa kasus, pemberian kacamata dengan koreksi prisma dapat meluruskan kedudukan bola mata. Terapi lain berupa tindakkan operasi untuk menyeimbangkan otot yang tidak seimbang atau operasi katarak bila terdapat katarak.

Sabtu, 14 Juli 2012


Buta Warna

·         Penyebab


Buta warna merupakan istilah umum untuk gangguan persepsi warna. Penderita buta warna kesulitan membedakan nuansa warna atau buta terhadap warna tertentu. Buta warna tidak dapat disembuhkan. Menurut statistic, sekitar 9% laki-laki dan 0,5% perempuan menyandang buta warna. Masalah mereka terutama adalah membedakan nuansa hijau (Deuteranomali) atau nuansa merah (Protanomali) dan kebutaan warna hijau (Deuteranopia) atau warna merah (Protanopia). Kesulitan atau kebutaan terhadap warna biru dan buta warna total sangat jarang terjadi.

Retina mata memiliki hampir tujuh juta sel fotoreseptor yang terdiri dari dua jenis sel-sel batang dan sel kerucut yang terkonsentrasi di bagian tengahnya yang disebut macula. Sel batang sangat sensitive terhadap cahaya, dan dapat menangkap cahaya yang lemah seperti cahaya bintang dimalam hari, tetapi sel itu tidak dapat membedakan warna. Berkat sel batang kita dapat melihat hal-hal di sekitar kita di malam hari, tetapi hanya dalam nuansa hitam, abu-abu, dan putih. Sel kerucut dapat melihat detail objek lebih rinci dan membedakan warna tetapi hanya bereaksi terhadap cahaya terang. Kedua jenis sel tersebut berfungsi saling melengkapi sehingga kita bias memiliki penglihatan yang tajam, rinci, dan beraneka warna.

Ada tiga jenis sel kerucut pada retina. Mereka masing-masing berisi pigmen visual (Opsin) yang berbeda sehingga bereaksi terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda : merah, hijau dan biru. Sel kerucut menangakap gelombang cahaya sesuai dengan pigmen masing-masing dan meneruskannya dalam bentuk sinyal transmisi ke otak. Otak kemudian mengolah dan menggabungkan sinyal warna merah, hijau, dan biru dari retina ke bayangan warna tertentu. Karena perbedaan intensitas dari masing-masing warna pokok tersebut,m kita dapat membedakan jutaan warna. Gangguan penerimaan cahaya pada satu jenis atau lebih sel kerucut di reina berdampak langsung pada persepsi warna di otak. Seseorang yang buta warna memiliki cacat atau kekurangan satu atau lebih jenis sel kerucut.

·         Herediter


Buta warna merupakan kelainan warisan, karena gen untuk pigmen visual merah dan hijau terdapat pada kromosom X. Buta warna hijau umum terjadi pada laki-laki. Tidak seperti wanita, laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sehingga tidak ada salinan cadangan yang mengganti gen cacat yang sesuai. Seorang wanita harus memiliki cacat pada kedua kromosom X agar menjadi buta warna merah atau hijau. Bila hal itu terjadi, maka anak laki-lakinya juga pasti buta warna, karena dia mewarisi kromosom X dari ibunya. Selain karena keturunan, bentuk buta warna yang ringan juga disebabkan oleh mutasi gen opsin pada kromosom X.
Cedera otak atau stroke dapat mengganggu penolahan warna di otak. Jika buta warna baru terjadi di usia remaja atau dewasa, penyebabnya adalah penyakit di macula, misalnya karena degenerasi macula atau kerusakan saraf optic di belakangnya.

·         Tes Buta Warna

 Banyak orang yang tidak menyadari dirinya buta warna. Hal ini karena mereka umumnya bukan tidak dapat melihat suatu warna, namun hanya kesutitan membedakan nuansanya. Sebenarnya mereka dapat menyadari dari masalah-masalah yang sering dihadapi. Hal yang sederhana pada orang lain seringkali menjadi masalah bagi mereka. Misalnya, ketika kita harus memilih sepasang kaus kaki dari kaus kaki lain yang warnanya mirip atau membedakan warna kabel. Mereka juga mungkin sering menggunakan warna mencolok karena ketidakpekaan terhadap warna.

Tes standar untuk mendiagnosis buta warna  adalah tes Ishihara yang banyak digunakan di kantor-kantor, sekolah-sekolah dan instansi lainnya untuk menyeleksi calon mahasiswa/karyawan. Tes Ishihara terdiri dari 38 set warna. Masing-masing set terdiri dari lingkaran-lingkaran dengan titik-titik mosaik bernuansa hijau-merah yang berbeda. Di dalam mosaic terdapat pola-poal angka (“angka atau huruf tokek”) yang tidak dapat dilihat orang yang buta warna namun sangat mudah sekali dilihat oleh orang normal. Tes buta warna lainnya adalah tes dikotomi Farnsworth (D-15), tes uji visi dinamis yang dikembangkan Profesor Jhon L. Barbur dari City University of London dan tes warna pilihan ganda yang dikembangkan ahli optic Prancis Jean Jouannic.

  ·         Klasifikasi

Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :


            1.   Trikromasi

Buta warna jenis trikromasi adalah perubahan sensitivitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikromasi, yautu :
Ø  Protanomali yang merupakan kelemahan pada warna merah
Ø  Deuteromali yaitu kelemahan pada warna hijau
Ø  Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan pada warna biru
Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya.


2. Dikromasi

Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut yang terdiri dari :
Ø  Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang.
Ø  Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka terhadap waerna hijau
Ø  Tritanopia untuk warna biru.


3.    Monokromasi

Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikit warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalansinya sangat jarang.